Featured Post

Apa sih Definisi Akuntansi?

Apa sih Definisi Akuntansi?? -   Banyak pakar ahli mengajukan pengertian tentang akuntansi yang berawal dari bahasa Inggris accountancy . Akuntansi …

Jurnal Akuntansi Keuangan untuk Ekuitas


SistemInformasi Akuntansi - Kali ini kita akan bahas tentang Jurnal akuntansi keuangan untuk ekuitas beserta pengertiannya, berikut penjelasan mengenai Jurnal akuntansi keuangan untuk ekuitas :


Pengertian Ekuitas

Ekuitas merupakan besarnya kepentingan/hak pemilik perusahaan pada harta perusahaan. Jika kita ingat kembali persamaan dasar akuntansi, sisi kiri merupakan harta dan sisi kanan merupakan hutang dan ekuitas. Sisi kiri merupakan sumber daya yang dikuasai perusahaan sedangkan sisi kanan menunjukkan besarnya kepentingan kreditor dan pemilik terhadap harta perusahaan. Besarnya kepentingan pemilik atas harta perusahaan disebut ekuitas.

Bentuk Perusahaan
Terdapat beberapa bentuk perusahaan yaitu perusahaan perorangan, persekutuan dan perseroan terbatas serta koperasi. Walaupun secara hukum perusahaan perseorangan tidak diakui sebagai entitas yang terpisah dengan pemiliknya, namun menurut pandangan akuntansi perusahaan perorangan terpisah dari pemiliknya. Perseroan terbatas menurut pandangan hukum merupakan entitas yang dapat melakukan kegiatan seperti manusia sehingga dapat dikatakan bahwa PT merupakan entitas buatan (artificial entity). Pada modul ini pembahsan ditekankan pada perseroan terbatas.

Karakteristik Perseroan Terbatas
Jika dilihat dari sudut pandang akuntansi PT adalah suatu perusahaan yang kepemilikannya diwujudkan dengan saham. Saham merupakan sertifikat yang dikeluarkan oleh perseroan. Seseorang atau lembaga yang ikut serta menyerahkan sumber daya (harta) ke perseroan akan diberikan saham. Mereka disebut pemegang saham.
 
Jenis-Jenis Saham
Perseroan kadangkala menerbitkan saham biasa dan saham prioritas. Saham prioritas memiliki kelebihan dibanding dengan saham biasa, misalkan dalam pembagian dividen atau dalam hal terjadi likuidasi. Dividen adalah pembagian sesuatu kepada para pemegang saham. Karena memiliki karakteristik yang sedikit berbeda, akuntansinya biasanya dipisah antara saham biasa dengan saham prioritas/preferen.

Penerbitan Saham
Karena adanya proses penerbitan saham maka status saham dapat bermacam-macam yaitu :
1.     Saham yang sudah diotorisasi
2.     Telah dipesan tetapi belum diserahkan ke pembeli
3.     Beredar yaitu telah dijual diserahkan kepada para pemegang saham
4.     Dibeli kembali dan disimpan oleh perusahaan
5.     Dibatalkan

Penjulan Saham Secara Tunai
Jika dilihat dari nilai yang ditetapkan suatu saham, terdapat tiga jenis saham yaitu : (1) Saham dengan nilai nominal, disurat saham ditulis nilai nominalnya. (2) Saham dengan nilai ditetapkan, di dalam surat saham tidak ditulis nilai nominalnya namun perusahaan menetapkan nilainya. (3) Saham tanpa nilai nominal dan nilai yang ditetapkan
  • Saham dengan nilai nominal

Untuk daham yang bernilai nominal atau niali yang ditetapkan, akuntansinya sama yaitu rekening modal saham akan dikredit sebesar nilai nominal atau nilai yang ditetapkan. Jika ada selisih antara nilai yang ditetapkan/nominal dengan uang yang diterima, selisih tersebut dicatat sebagai diskon (jika harga jual saham < nilai nominal saham) atau agio jika sebaliknya. Misalkan perusahaan menjual 1000 saham biasa yang nilai nominalnya adalah Rp10.000,00 tunai. Jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut :
 
Harga jualnya Rp10.000,00 per lembar
Tgl 
Akun
Debit 
Kredit 

Kas 
10.000.000 


Modal Saham 

10.000.000 

Harga jualnya Rp10.000,00 per lembar
Tgl 
Akun
Debit 
Kredit 

Kas 
11.000.000 


Modal Saham

10.000.000 

Agio Saham 

1.000.000 

Harga jualnya Rp9.500,00 per lembar
Tgl 
Akun
Debit 
Kredit 

Kas 
9.500.000 


Disagio Saham 
500.000 


Modal Saham 

10.000.000 
  • Saham tanpa nilai nominal 

Untuk saham tanpa nilai nominal/ditetapkan, rekening modal saham akan dikredit sebesar uang yang diterima tersebut. Misalkan perusahaan menjual 1000 saham biasa tanpa nilai nominal tunai. Jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut :

Harga jualnya Rp 10.000,00 per lembar
Tgl 
Akun
Debit 
Kredit

Kas 
10.000.000 


Modal Saham 

10.000.000 

Harga jualnya Rp 10.000,00 per lembar
Tgl 
Akun
Debit 
Kredit 

Kas 
11.000.000 


Modal Saham 

11.000.000 
 
Harga jualnya Rp 9.500,00 per lembar
Tgl 
Akun
Debit 
Kredit 

Kas 
9.500.000 


Modal Saham 

9.500.000 

  • Penjulan Saham Dengan Ditukar Dengan Harta Non Kas

Jika saham diterbitkan perusahaan sebagai pembayaran atas perolehan harta non cash seperti aktiva tetap, pertukaran ini akan dicatat sebesar harga pasar dari saham atau harga pasar aktiva tetap yang diperoleh mana yang lebih dapat diandalkan. Misalkan perusahaan membeli sebidang tanah dengan menyerahkan 2000 lembar saham yang nilai nominalnya adalah Rp10.000,00 per lembar. Harga pasar tanah sebesar Rp30.000.000,00, ayat jurnal yang dibuat adalah :

Tgl 
Akun
Debit 
Kredit 

Tanah
30.000.000


Modal Saham 

20.000.000

Agio Saham 

10.000.000
 
  • Penjualan Saham Dengan Pembayaran Secara Bertahap

Jika saham dijual dengan pembayaran bertahap atau dengan pesanan, saham mestinya baru diserahkan setelah harga saham dilunasi oleh pemesan saham. Pada saat perusahaan menerima pesanan saham, perusahaan akan mencatat piutang pemesanan saham dan jika menerima ung rekening piutang dikredit. Setelah lunas, saham diserahkan ke pemesan. Misalkan perusahaan pada tanggal 1 April 2003 menjual 1.000 lembar saham biasa dengan nominal Rp10.000,00 per lembar dengan hraga Rp 11.000,00 per lembar. Saat itu diterima kas 50% dari harga jualnya. Sisanya dibayar dua kali yaitu pada tanggal 1 Mei dan 1 Juni. Pada tanggal 1 Juni saham diserahkan ke pemesan. Jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut :

 
Tgl 
Akun
Debit 
Kredit 
2003
April 1

 
Piutang pemesanan Saham

 
11.000.000


Saham yang dipesan

10.000.000

Agio Saham

1.000.000
April 1
Kas
5.500.000


Piutang pemesanan saham

5.500.000 
Mei 1
Kas
2.750.000


Piutang pemesanan saham

2.750.000 
Juni 1
Kas
2.750.000


Piutang pemesanan saham

2.750.000 

Saham yang dipesan
10.000.000


Modal Saham

10.000.000 

Dividen Saham Biasa Dengan Saham Preferen
Jika perusahaan telah memutuskan membayar dividen dan saham yang beredar terdiri dari saham biasa dan saham preferen, dividen itu harus dialokasikan ke para pemegang saham biasa dan saham preferen.

  • Terdapat saham preferen non kumulatif

Saham preferen non kumulatif adalah saham preferen yang jika dividen satu tahun tidak dibayar, maka jumlah dividen ini tidak wajib dibayar pada tahun-tahun berikutnya. Misalkan dividen saham preferen tahun 2000 tidak dibayar, maka jika pada tahun 2001 ada pembagian dividen tahun 2001 maka dividen tahun 2000 tidak dibayar. Untuk mengetahui alokasi dividen berikut contoh sebagai berikut :

PT ABC telah menerbitkan 10.000 lembar saham biasa dan 5.000 lembar 5% saham preferen nominal Rp10.000,00 per lembar. Pada tahun 2000 dan 2001 perusahaan tidak membayar dividen kepada para pemegang saham preferen. Pada tahun 2002 perusahaan mengumumkan dividen tunai sebesar Rp6.000.000,00. Dividen ini akan dialokasikan sebagai berikut :

Dividen
Tahun/keterangan 
Saham Preferen 
Saham Biasa 
Jumlah 
2000 
2001 
2002 
2.500.000 
7.500.000 
10.000.000 
Dividen Per Lembar 
500 
750 


  • Terdapat saham preferen kumulatif

PT ABC telah menerbitkan 10.000 lembar saham biasa dan 5.000 lembar 5% saham preferen kumulatif nominal Rp10.000,00 per lembar. Pada tahun 2000 dan 2001 perusahaan tidak membayar dividen kepada para pemegang saham preferen. Pada tahun 2002 perusahaan mengumumkan dividen tunai sebesar Rp6.000.000,00. Dividen ini akan dialokasikan sebagai berikut :

 
Dividen
Tahun/keterangan 
Saham Preferen 
Saham Biasa 
Jumlah 
2000 
2.500.000 
2001 
2.500.000 
2002 
2.500.000 
2.500.000 
10.000.000 
Dividen Per Lembar 
1.500 
250 


 
Pembayaran Dividen Tunai
Ada beberapa transaksi yang berhubungan dengan pembayaran dividen , yaitu pada saat pengumuman, pencatatan nama pemegang saham dan saat pembayaran. Misalkan PT ABC dalam contoh di atas mengumumkan dividen tunai pada tanggal 1 April 2003 sebesar Rp10.000.000,00 yang dibayar pada tanggal 21 April untuk para pemegang saham yang tercatat pada tanggal 12 April 2003. Jurnal yang dibuat adalah :

Tgl 
Akun
Debit 
Kredit 
2003
April 1

 
Dividen

 
11.000.000


Hutang Dividen

10.000.000
April 12
Tidak ada jurnal






April 21
Hutang dividen
10.000.000


Kas

10.000.000 

Dividen Saham
Kadangkala perusahaan membagi saham perusahaan kepada para pemegang saham. Misalkan PT ABC yang telah menerbitkan 10.000 lembar saham pada tanggal 2 April 2003 mengumumkan pembagian dividen saham sebesar 10%. Nominal saham perusahaan Rp10.000,00 dan pasar diperdagangkan dengan harga Rp11.000,00. Saham akan dibagi pada tanggal 25 April 2005. Jurnal yang dibuat sehubungan dengan dividen saham tersebut adalah :

Tgl 
Akun
Debit 
Kredit 
2003
April 2

 
Dividen Saham

 
11.000.000


Saham yang akan dibagi

10.000.000

Agio Saham 

1.000.000 




April 21
Saham yang akan dibagi
10.000.000


Modal Saham

10.000.000 


Property Dividend
Property Dividen adalah pembagian ke pemegang saham dalam bentuk harta selain kas. Misalnya saham perusahaan lain. Saham perusahaan lain ini merupakan investasi. Sebagai contoh PT ABC memiliki 1000 lembar saham PT Amanah dengan harga beli Rp10.000.000,00. Pada tanggal 5 April 2003, saham PT Amanah akan dibagikan kepada para pemegang saham PT ABC. Harga pasar saham PT Amanah saat itu Rp12.000.000,00. Jurnal pembagian saham tersebut adalah :

Tgl 
Akun
Debit 
Kredit 
2003
April 5

 
Dividen Property

 
12.000.000


Investasi pada Surat Berharga

10.000.000

Laba Pelepasan Saham Investasi 

2.000.000 

Pembatasan Saldo Laba
Saldo laba yang besar dapat dijadikan dasar untuk membayar dividen. Untuk tujuan tertentu kadangkala saldo laba ini dibatasi agar ridak dibagi dalam bentuk dividen. Pembatasan ini dilakukan untuk beberapa tujuan seperti melindungi kreditor jika perusahaan membeli kembali saham perusahaan. Membeli saham sendiri hakekatnya sama dengan mengembalikan uang kepada pemilik. Karena yang berkepentingan terhadap harta perusahaan adalah kreditor dan pemilik, jika perusahaan mengembalikan uang ke pemilik, kreditor akan terancam kepentingannya. Oleh karena itu pembayaran dividen yang hakekatnya pengembalian harta ke pemilik perlu dibatasi dengan cara mengikat (membatasi) saldo laba. Sebagai contoh pada tanggal 2 Januari 2003 perusahaan telah membeli saham sendiri dengan harga Rp10.000.000,00. Kemudian perusahaan mengikat laba ditahan sebesar Rp10.000.000,00 dengan jurnal :

Tgl 
Akun
Debit 
Kredit 
2003
Januari 1

 
Saldo laba

 
10.000.000


Saldo laba yang terikat

10.000.000

Jika pada tanggal 1 Maret 2003 saham perbendaharaan ini dijual kembali, maka jurnal di atas dibalik sebagai berikut :

Tgl 
Akun
Debit 
Kredit 
2003
Maret 1

 
Saldo laba yang terikat

 
10.000.000


Saldo laba

10.000.000

 
Demikian Pebahasan mengenai Jurnal Akuntansi Keuangan untuk Ekuitas, Mudah-mudahan bermanfaat untuk pembaca semua. simak pembahasan materi lainnya hanya di blog Sistem Informasi Akuntansi. terimakasih.
 

Komentar